Hidup Itu Indah
Bagiku hidup itu adalah sebuah perjuangan spiritual. Apa tujuan hidupku? Mati! Tapi bagaimana aku setelah mati? Dulu aku percaya setelah kematian, hidup kita sudah berakhir. Tidak ada lagi hidup. Tapi kini aku berubah, aku yakin dan percaya, bahwa Tuhan benar-benar menciptakan surge dan neraka. Tapi hidup kitalah yang memilikinya. Perjalanan yang bagaimana? Hanya kita yang bias menciptakan.
Namaku Rafa (bukan nama yang sebenarnya). Perjalanan hidupku sangatlah buruk karena salah memilh. Aku dulu, adalah aku yang sombong. Kekuatanku adalah uang dan kesuksesan, jika anda dalam posisiku, pasti akan meraksakan betapa nikmatnya hidup dan betapa mudahnya mencari uang dan kesuksesan.
Aku juga seorang yang suka membaca dan buku apa saja dengan lahap kubaca. Mulai dari buku-buku komunisme Marxisme, Leninisme, Nietzhe, sampai Teori Quantum. Inilah yang menciptakan serta membentuk aku yang dulu. Aku menganggap semuanya serba dapat dinalar logika, dan begitulah aku. Aku adalah orang yang selalu berlogika untuk memecahkan masalah tentang Tuhan. Tuhan ada? Tapi aku tidak berdoa dan tidak juga pergi ke gereja, namun tetap bisa makan dan hidup senang. Untuk apa aku perlu Tuhan? Kita itu Tuhan dari diri kita masing-masing. Saking sombongnya aku engga tertarik dengan orang yang miskin. Orang miskin berarti malas!
Aku bias bilang begitu, karena aku memang tidak membutuhkan bantuan dari siapapun. Saat karirku naik dan ikut tour kemana-mana, tidak ada seorangpun yang menjelek-jelekan aku. Semua memuji aku, dan diusia yang masih 20-an tahun itu aku menjadi besar kepala. Penghasilan yang luar biasa menjadikan aku gila. “I am Lizard King”. Dengan kemampuan bermain gitarku sebagai seorang seniman musik, aku bisa mendapatkan apa saja. Namun semuanya berbalik, ketika ayahku sakit dan meninggal. Disitulah awal kejatuhanku. Aku baru menyadari, ketidakhadiran ayah ternyata sangat berpengaruh buat diriku dan aku mengakui keluarga sangatlah penting.
Terus-terang saja, aku dulu menggunakan narkoba bukan karena pengaruh, tapi dari life style (gaya hidup). Rasanya tanpa narkoba aku tak bisa hidup. Aku memang seorang pemusik sejati, bahkan kubaktikan diriku dan dedikasiku hanya untuk music rock and roll, termasuk seperti gaya hidupnya dengan mentato tubuh. Namun karena gaya hidup rock and roll yang tidak terkontrol, semuanya habis dalam waktu sekejap, rumah, mobil, management-ku, studioku, semua habis terjual. Aku drop sampai waktu itu mencoba bunuh diri dengan satu gram sabu-sabu murni di kedua lenganku.
Kemudian aku menelpon ibuku, “Saya mau menyusul bapak, saya minta maaf sudah mengecewakan bapak”. Secara medis aku sudah mati. Kalaupun selamat dokter bilang aku akan terserang stroke. Tapi kenyataan yang kualami tidak! Aku masih hidup dengan selang infuse di tubuhku. Tuhan belum mau aku mati. Saat itu aku menangis. Aku merasa kecil sampai-sampai tidak kenal siapa aku dulu.
Ketika itu ak mengakui ‘saya punya masalah’ dan mengalahkan kesombonganku selama ini. Mestinya saat aku bunuh diri, aku lalu dibenci! Tetapi kenyataanya apa yang ku pikirkan itu salah. Semua keluarga berbalik mengasihiku. Aku sadar “keluarga harus bersama” bahkan dalam saat jelek sekalipun. Inilah yang benar-benar mengejutkan aku, ternyata keluargaku masih mencintai meski aku sudah meninggalkan mereka sendirian mengurus ayahku. Sementara ketika mataku terbuka kudapati ibu setia menungguku.
Di depannya kubersimpuh, bersyukur dan memohon ampun. Kepada Tuhan aku berdoa, “Tuhan gue kan jarang minta tolong ama lu, sekali ini saja gue minta tolong!” Minta tolong apa? Aku sendiri juga nggak tahu, pokoknya saat itu ungkapan yang keluar dari relung hatiku hanyalah minta tolong! Saat ini aku sudah berubah, aku telah sadar, dan untuk itu niatku tidak lain hanyalah ingin membantu sesamaku entah lewat jalan apapun yang baik yang akan kulakukan. Karena aku hanya bisa berkarya dibidang musik, aku lantas mengamen menghibur orang lain. Aku ingin sekali seperti bapak yang telah menghadap Bapa di Surga yang bisa ngomong sama Tuhan, “Kalau karena saya harus masuk neraka karena Yesus, ya.., saya rela.”
Hidup saat ini bagiku terasa sangat luar biasa! Aku yakin apa yang kulakukan untuk sesame itu kulakukan untuk Yesus juga. Di biara, orang bisa berdoa setiap hari, tetapi apakah mereka melakukan sesuatu untuk orang lain? Hidup ini harusnya begitu, ini bukan bentuk rasa terimakasih karena aku nggak jadi mati, tetapi karena aku merasa itu tugas dan kewajibanku. Aku punya perjanjian dengan Tuhan, “kalau saya sukses, saya akan lakukan a, b, c, d, …!
Lebaran kemarin aku bilang sama ibu. “Saya mau ngaku dosa,” dan semua keluargaku kaget. Usai itu kepercayaanku semakin teguh. Sejak belasan tahun lalu aku melupakan Tuhan dan meninggalkan-Nya, kini aku mau mengaku dosa dengan apa yang dulu tidak pernah kuakui ada. Aku ingin kembali kejalan dimana Tuhan menghendaki harus kuakui dalam penziarahan hidupku ini. Sekarang aku sungguh percaya Tuhan itu baik, Tuhan itu maha pengasih dan penyanyang, dan Tuhan itu maha pengampun. Ia-lah eternal Alfa dan Omega dari hidup yang kumiliki ini. Hanya kepada-Nya dan untuk-Nya ku mau berbakti melalui mereka yang akan saya tolong kelak setelah akhir dari perjuangan pemulihan diriku yang kujalani.
Oleh: Tabloid Sadar
0 comments to “Hidup Itu Indah”